Beberapa waktu lalu dunia perklinikan di Indonesia sedang dikagetkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.24 tahun 2022 tentang adanya kewajiban bagi setiap fasilitas kesehatan mulai dari praktik dokter hingga rumah sakit untuk menyediakan Rekam Medis Elektronik (RME). Bagi fasilitas kesehatan besar dan baru hal tersebut mungkin bukan menjadi masalah besar. Namun hal tersebut menjadi masalah besar bagi fasilitas kesehatan kecil yang keuntungan layanannya masih naik turun, karena pasalnya sebagian besar aplikasi RME ini berbayar mulai dari ratusan ribu hingga jutaan per bulannya.
Masalah juga timbul bagi faskes besar yang sudah terlalu lama dan nyaman menggunakan rekam medis non elektronik. Melakukan migrasi hanya karena untuk memenuhi peraturan tersebut di atas pasti cukup membuat kewalahan pemilik maupun direktur, karena butuh usaha cukup besar untuk memindahkan data yang awalnya manual ke elektronik. Disamping itu juga butuh usaha besar untuk memberikan pelatihan penggunaan RME, terlebih jika RME yang digunakan bentuknya rumit, karena banyak sekali pihak penyedia RME ini awalnya adalah penyedia RME rumah sakit kemudian mengubahnya menjadi untuk keperluan klinik, padahal masalah yang dihadapi klinik dan rumah sakit itu berbeda jauh.
Praktik dokter dan klinik, terutama klinik kecil, lebih berfokus pada efisiensi dan produktivitas kerja dibandingkan dengan laporan mendetail. Mereka sebenarnya juga membutuhkan laporan lengkap namun ditampilkan sesederhana mungkin sehingga cepat untuk dipahami dan dapat segera mengambil keputusan cepat karena umkm ini mempunyai sifat agile. Selain itu di fase awal mereka masih cukup fokus bagaimana untuk bisa mendatangkan pasien baru dibandingkan fokus di manajemen. Sehingga kadang muncul pertanyaan,”jika customernya saja tidak ada, apa yang mau dimanage”.
Dari masalah-masalah tersebut di atas, seharusnya penyedia aplikasi RME mampu mengakomodirnya melalui solusi-solusi yang disematkan dalam aplikasinya. Seperti diketahui, ada sebuah aplikasi RME dengan merek dagang SIMRAISHA yang sempat menjadi kontroversi di kalangan penyedia aplikasi RME. Pasalnya aplikasi yang sudah ada sejak tahun 2016 ini mengakomodir semua masalah di atas tanpa mengenakan biaya sepeserpun kepada penggunanya alias 100% gratis.
Aplikasi ini menggunakan pendanaan yang berasal dari dana CSR dari klinik-klinik yang dimiliki oleh foundernya. Sang founder SIMRAISHA yang juga seorang dokter pemilik beberapa klinik ini merasa prihatin dengan adanya monetisasi berlebihan yang dilakukan oleh para penyedia aplikasi RME setelah adanya permenkes terbaru tersebut. Untuk itulah founder ini membagikan aplikasi yang sudah dikembangkan dan digunakan di semua kliniknya ini secara gratis. Tidak hanya itu, bagi user yang sudah aktif menggunakan aplikasi SIMRAISHA ini, founder juga menyediakan pendampingan bisnis klinik/praktik dokter dan membagikan buku tentang marketing klinik secara cuma-cuma.
Meskipun hingga saat ini SIMRAISHA banyak dikecam oleh penyedia aplikasi EMR lainnya, namun sang founder tetap bersikukuh dengan pendiriannya bahwa aplikasi ini harus bisa memenuhi semua kebutuhan dasar sebuah UMKM klinik/praktik dokter mandiri secara gratis. Fiturnya pun harus selalu diupdate mengikuti perkembangan jaman sebuah bisnis klinik. Untuk itulah sang founder bersedia mendampingi dan memberikan insight bagi usernya yang membutuhkan bantuan di bidang bisnis klinik karena background sang founder sendiri yang seorang praktisi dan mentor di bidang bisnis klinik.
Ceritaku 4 Jul 2024
Ini Tanda Pasangan yang Memiliki Sifat Posesif
Cowok posesif seringkali menjadi perhatian dalam hubungan asmara. Sifat posesif ini dapat terlihat dari tindakan mereka yang cemburu berlebihan, ingin
Pendidikan 21 Sep 2024
Pahami Kesempatan Kerja Sebagai Asisten Dokter Gigi
Asisten gigi atau asisten dokter gigi berperan penting dalam sebuah klinik (kantor) gigi. Tugasnya beragam, mulai dari membantu pasien mempersiapkan diri untuk
Kesehatan 9 Nov 2024
Jangan Abaikan Kesehatan!, Jaga Daya Tahan Tubuh dengan Makanan dan Minuman Ini
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu setiap orang perlu untuk menjaganya. Akan tetapi banyaknya kegiatan dan pekerjaan membuat
Anies Baswedan Capres Pilihan Anak Muda No. 1
Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno masuk di posisi 5 besar calon presiden pilihan anak muda berdasarkan hasil survei
Kuliner no. 1 20 Jul 2024
Martabak Mesir adalah salah satu makanan lezat yang populer di Indonesia. Meskipun namanya "Mesir", makanan ini sebenarnya berasal dari daerah Timur
Obat Herbal 9 Jul 2018
4 Jenis Obat Herbal Alami yang Terdaftar di BPOM
Pengobatan herbal adalah metode kedua setelah medis, dan biasa dipergunakan untuk menunjang pengobatan dan menghindari efek samping obat kimia. Oleh sebab itu,